About

SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA

Senin, 15 September 2014


SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA
                         PADA MANUSIA
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masingmasing mempunyai fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi. Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Dalam bab ini hanya akan dibahas dua di antaranya, yaitu sistem saraf dan sistem indra.

A. SISTEM SARAF
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Tahukah kamu apa yang dimaksud iritabilitas? Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan- perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.
1. Sel Saraf (Neuron)
Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf disebut neuron. Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson.

Badan sel saraf adalah bagian sel saraf yang paling besar. Di dalamnya terdapat nukleus dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi membangkitkan energi untuk membawa rangsangan.
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf menuju ke badan sel saraf. Dendrit merupakan percabangan dari badan sel saraf yang biasanya berjumlah lebih dari satu pada setiap neuron. Akson atau neurit merupakan tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron. Di dalamnya terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Di bagian ujung yang jauh dari badan sel saraf terdapat cabang-cabang yang berhubungan dengan dendrit dari sel saraf yang lain. Akson terbungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung lemak. Selaput mielin disusun oleh Sel-sel Schwann. Lapisan mielin yang paling luar disebut neurilema. Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Sel Schwann membentuk jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit dan membantu regenerasi neurit. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier. Nodus ranvier berfungsi mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
Pertemuan antara serabut saraf dari sel saraf yang satu dengan serabut saraf dari sel saraf yang lain disebut sinapsis. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis. Sinapsis juga sebagai penghubung antara ujung akson salah satu sel saraf dengan ujung dendrit sel saraf yang lain. Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson. Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
2. Macam-Macam Neuron
Menurut fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi. Neuron sensorik juga disebut sel saraf indra, karena berfungsi meneruskan rangsang dari peneri-ma (indra) ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang. Neuron motorik (sel saraf penggerak) berfungsi membawa impuls dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang ke otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Neuron asosiasi atau sel saraf penghubung banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron tersebut berfungsi menghubungkan atau meneruskan impuls dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

3. Susunan Saraf Manusia
Sistem saraf manusia bagaikan jaringan telepon yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Jika kamu menelepon seseorang suaramu akan merambat melalui kabel telepon ke pusat pengontrol telepon. Di sini suaramu dipindah ke kabel lain yang menghubungkannya dengan telepon orang yang kamu tuju. Dengan cara yang sama impuls yang merambat melalui saraf sampai ke pusat susunan saraf sebagai pengontrol akan mengoordinasikan kegiatan tubuh. Agar lebih mudah memahami saraf manusia, perhatikan bagan berikut.

a. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
1) Otak
Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh manusia. Otak terdapat di dalam rongga tengkorak, tepatnya di depan sumsum tulang belakang, dan diselubungi oleh selaput. Selaput yang menyelubungi otak disebut selaput meninges. Selaput ini dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu lapisan terluar yang melekat pada tulang (duramater), lapisan tengah yang berbentuk sarang laba-laba (arachnoid), dan lapisan dalam yang melekat pada permukaan otak (piamater). Di antara arachnoid dan piamater terdapat ruang berisi cairan yang merupakan pelindung otak, jika terjadi benturan. Bagian-bagian otak meliputi otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebelum), otak tengah (mesensefalon), dan sumsum lanjutan (medulla oblongata). Otak besar mempunyai permukaan yang berlipat-lipat dan memiliki dua lapisan, yaitu lapisan tipis di bagian luar (korteks) dan lapisan tebal di bagian dalam (medulla). Korteks berwarna kelabu berisi badan sel saraf, sedangkan medulla berwarna putih berisi dendrit serta akson. Otak besar manusia mempunyai beberapa bagian dengan fungsi masing-masing. Otak besar bagian belakang merupakan pusat penglihatan, sedangkan bagian samping merupakan pusat pendengaran. Bagian tengah otak besar merupakan pusat pengatur kepekaan kulit dan otot yang berhubungan dengan rangsang panas, dingin, sentuhan, serta tekanan. Di bagian tengah dan belakang otak besar terdapat daerah sebagai pusat perkembangan kecerdasan, sikap, kepribadian, dan ingatan.
Fungsi otak kecil manusia adalah sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan sebagai pusat koordinasi kerja otot ketika bergerak. Otak kecil terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kiri dan kanan. Kedua bagian tersebut dihubungkan oleh jembatan varol. Jembatan varol berfungsi untuk menghantarkan impuls otot-otot bagian kanan dan kiri tubuh.
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Bagian atas otak tengah merupakan pusat refleks mata dan pusat pendengaran. Sumsum lanjutan disebut juga sumsum sambung atau batang otak. Sumsum lanjutan mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai pusat pengatur pernapasan, denyut jantung, suhu tubuh, serta pusat pelebaran dan penyempitan pembuluh darah. Sumsum lanjutan atau sumsum penghubung merupakan penghubung antara otak dengan sumsum tulang belakang.
2) Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai penghubung impuls yang berasal dari otak serta sebagai pusat gerak refleks. Sumsum tulang belakang (medula spinalis) menempati rongga tulang belakang dan berbentuk memanjang. Selaput pembungkusnya sama seperti pada otak, terdiri atas duramater, arachnoid, dan piamater. Penampang melintang sumsum tulang belakang terbagi atas dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar. Bagian dalam berwarna kelabu, banyak mengandung badan sel saraf dan sel saraf penghubung. Bagian luar berwarna putih, dan banyak mengandung serabut saraf.

b. Sistem saraf tepi
Menurut asal atau hubungannya, sistem saraf tepi dibedakan menjadi saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang keluar dari otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau menuju otot-otot dan kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf sumsum tulang belakang adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang menuju alatalat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti otot dada dan leher. Saraf tersebut terdiri atas 31 pasang. Saraf ini merupakan gabungan dari neuron sensorik dan motorik.
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak sadar. Saraf tak sadar adalah saraf yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh yang bekerja di luar kesadaran. Saraf tak sadar sering disebut saraf otonom. Saraf tak sadar terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Kedua sistem saraf tersebut bekerja saling berlawanan.
Sistem saraf simpatik mempunyai simpul saraf atau ganglion di sepanjang tulang belakang sebelah depan, mulai ruas leher terbawah sampai dengan tulang ekor. Tiap simpul saraf saling berhubungan, sehingga menjadi dua deretan, yaitu deretan kiri dan kanan. Tiap simpul dihubungkan oleh sumsum tulang belakang. Dari tiap simpul terdapat saraf yang menuju ginjal, paru-paru, jantung, dan organ-organ lainnya. Fungsi saraf simpatik, antara lain mengerutkan kulit rambut, mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah, dan mempertinggi tekanan darah. Sistem saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang saling berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Fungsi saraf parasimpatik berlawanan dengan fungsi saraf simpatik. Fungsi saraf parasimpatik, antara lain mengembangkan kulit rambut, memperlambat denyut jantung, mempersempit pembuluh darah, dan menurunkan tekanan darah.

4. Gerak Biasa dan Gerak Refleks
Suatu gerakan terjadi biasanya diawali dengan adanya rangsangan. Gerakan yang terjadi ada yang kita sadari sebelumnya dan ada yang kita sadari setelah terjadinya gerakan. Berdasarkan hal tersebut, gerak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak biasa dan gerak refleks.
a. Gerak biasa
Di musim hujan, kamu sering kehujanan dan merasa kedinginan. Agar tidak kehujanan, kamu sering membawa payung sebelum bepergian.
Bagaimana proses terbukanya payung pada saat hujan? Proses dimulai dari adanya titik-titik hujan yang mengenai reseptor pada kulit. Reseptor selanjutnya mengirimkan impuls titik-titik air hujan sepanjang neuron sensorik menuju ke neuron asosiasi di dalam sumsum spinal, kemudian dilanjutkan ke otak. Otak mengolah impuls “titik-titik air hujan” dan selanjutnya memutuskan untuk membuka payung. Dari otak impuls “membuka payung” dikirim melalui neuron asosiasi ke sumsum spinal selanjutnya ke neuron motorik di tanganmu. Akhirnya tanganmu segera bergerak membuka payung.
Gerakan membuka payung, seperti yang dicontohkan pada uraian di atas merupakan gerakan yang kamu sadari sebelumnya. Dengan kata lain gerak terjadi karena adanya perintah dari otak. Gerak yang demikian itu dinamakan gerak biasa. Jalannya rangsang gerak biasa dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Rangsang —— Reseptor —— Saraf sensorik —— Otak —— Saraf motorik —— Efektor —— Gerakan
b. Gerak refleks
Ketika berjalan, secara tidak sengaja kakimu tertusuk paku yang tajam. Apa yang kamu lakukan ketika kaki kamu tertusuk paku yang tajam pada saat sedang berjalan? Paku yang mengenai kakimu merupakan rangsangan (impuls) yang diterima oleh kulit kaki. Impuls tersebut diteruskan oleh neuron sensorik menuju ke sumsum tulang belakang yang segera meneruskannya ke neuron
asosiasi. Dari neuron asosiasi, impuls bergerak ke neuron motorik yang kemudian meneruskannya ke otot kakimu. Akhirnya kamu menarik kakimu ke atas dengan cepat. Gerakan kaki yang kamu lakukan tersebut hanya dikendalikan oleh sumsum tulang belakang, sedangkan otak kamu tidak terlibat. Jadi, kamu tidak menyadari ketika mengangkat kaki yang tertusuk paku tadi. Gerakan seperti ini disebut gerak refleks. Gerak refleks terjadi dengan cepat sebagai reaksi otomatis terhadap rangsangan dari lingkungan. Jalan yang dilalui rangsang pada gerak refleks adalah sebagai berikut.
Rangsang —— Reseptor —— Saraf sensorik —— Sumsum tulang belakang —— Saraf motorik —— Efektor —— Gerakan
Pada umumnya, gerak refleks merupakan upaya tubuh kita untuk menghindari bahaya. Suatu saat tatkala impuls telah mencapai sumsum tulang belakang, neuron asosiasi mengirim impuls lain ke otak. Ketika impuls tersebut sampai ke otak, kamu baru menyadari bahwa kamu telah mengangkat kaki karena merasa sakit terkena paku.
Menurut pusat terjadinya refleks, gerak refleks dibedakan menjadi dua, yaitu refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang. Refleks otak, misalnya kejap mata. Jalur refleks mata tidak melalui sumsum tulang belakang, tetapi langsung ke otak. Adapun, otak memberikan tanggapan di luar kendali kemauan sadar manusia. Refleks sumsum tulang belakang, misalnya refleks lutut. Gerak refleks tersebut berpusat pada sumsum tulang belakang.

B. ALAT INDRA
Manusia sebagai salah satu anggota kelas mamalia mempunyai lima macam indra, yaitu indra penglihat, pendengar, peraba, pembau, dan pengecap. Dengan memiliki indra tersebut, manusia mampu mengenal lingkungannya dan memberikan respons terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Indra merupakan “jendela” bagi tubuh untuk mengenal dunia luar. Selain itu, dengan reseptor-reseptor yang ada pada masingmasing alat indra, manusia mampu mengadakan respons yang dapat dipergunakan sebagai upaya proteksi terhadap gangguan-gangguan dari luar tubuh.
1. Indra Penglihat
Indra penglihat manusia berupa mata. Pada saat pembelajaran IPA kelas VIII, kamu sudah mempelajari mata sebagai alat optik. Adapun, mata sebagai indra penglihat memiliki bagian-bagian tertentu yang membentuk sistem penglihatan.
a. Bagian-bagian mata
Mata berbentuk bola, sedikit pipih dari arah depan ke belakang. Bola mata atau biji mata terletak di dalam rongga mata dan dilin-dungi oleh tulang-tulang tengkorak. Bagian luar bola mata dilindungi oleh kelopak mata. Tepat di atas sudut luar mata terdapat kelenjar air mata yang berfungsi membasahi dan membersihkan permukaan mata.
Bola mata melekat pada dinding rongga mata melalui tiga pasang otot. Ketiga pasang otot tersebut berfungsi untuk menggerakkan bola mata. Jika kerja otot mata kanan dan otot mata kiri tidak serasi akan terjadi kelainan yang disebut juling. Perhatikan penampang mata pada Gambar 3.10.

Bagian-bagian pokok mata secara singkat diuraikan seperti berikut. 1) Kornea
Sklera merupakan dinding yang terluar, keras dan putih, biasanya disebut bagian putih. Bagian depannya menonjol dan tembus cahaya (transparan) dinamakan kornea. Kornea berfungsi membantu memfokuskan bayangan benda pada retina. Kornea mempunyai selaput tipis yang disebut konjungtiva.
2) Pupil
Lapisan kedua dari bola mata adalah koroid. Lapisan tersebut merupakan lapisan tengah disebut selaput darah karena banyak terdapat pembuluh-pembuluh darah kecuali pada bagian depan. Pada bagian depan lapisan tersebut sedikit terbuka disebut pupil. Pupil terletak tepat di belakang kornea bagian tengah. Pupil dapat mengalami perubahan ukuran, bergantung dari intensitas cahaya yang masuk ke mata. Perubahan ini terjadi secara refleks. Apabila cahaya sangat terang atau kuat, pupil akan menyempit atau mengalami konstraksi, sebaliknya apabila cahaya redup, pupil akan melebar atau mengalami dilatasi. Di sekitar pupil terdapat daerah yang mengandung pigmen dan disebut iris. Pigmen inilah yang menyebabkan perbedaan warna mata, hingga ada orang yang bermata biru, hitam, cokelat, hijau, dan sebagainya.
3) Lensa mata
Di bagian belakang pupil terdapat bagian yang cembung, yaitu lensa. Lensa didukung oleh otot disebut muskulus siliaris (otot daging melingkar). Apabila otot ini mengalami kontraksi akan terjadi perubahan ukuran lensa. Hal itu terjadi apabila kamu melakukan pengamatan cermat yang tertuju pada suatu objek tertentu baik pada jarak yang dekat maupun jauh. Perhatikan Gambar 3.11. Kemampuan lensa mata tersebut dinamakan daya akomodasi mata. Tentu kamu masih ingat istilah ini sewaktu belajar IPA di kelas VIII.
Ruangan di antara lensa dan kornea berisi cairan encer yang disebut aqueous humor. Di bagian dalam bola mata berisi cairan kental dan transparan. Substansi (bahan) inilah yang menyebabkan bola mata menjadi kukuh. Cairan ini disebut vitreous humor. Cairan yang terdapat di antara kornea dan lensa biasanya lebih encer, sedangkan di antara lensa dan retina menyerupai agar-agar. Jika terlalu banyak cairan di dalam mata akan terjadi gangguan yang disebut glaukoma. Penyakit ini dapat menimbulkan kebutaan apabila tidak diobati.
4) Retina
Retina merupakan lapisan mata yang terdalam, sangat kompleks, dan lunak. Pada bagian terdalam retina terdapat beberapa lapis sel, yaitu reseptor, ganglia, dan serabut saraf Retina berisi reseptor untuk menerima rangsang cahaya, sehingga reseptor ini disebut fotoreseptor. Pada retina ada satu titik atau bintik yang tidak mempunyai sel-sel batang maupun konus disebut bintik buta.
b. Mekanisme melihat
Jika suatu benda terkena cahaya, benda akan memantulkan berkas-berkas cahaya tersebut. Pantulan cahaya tersebut masuk melalui lensa mata serta bagian-bagian lainnya menuju ke retina. Pada mata yang normal, bayangan benda akan jatuh tepat di bintik kuning pada retina. Rangsangan cahaya yang diterima oleh retina tersebut selanjutnya akan diteruskan oleh urat saraf penglihatan ke pusat penglihatan di otak untuk diinterpretasikan atau diterjemahkan. Akhirnya, kita dapat melihat benda tersebut. Mata normal (emetrop) merupakan mata yang dapat memfokuskan cahaya yang masuk tepat pada bintik kuning. Mata normal dapat melihat benda yang jauh maupun yang dekat. Jarak benda terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata disebut titik jauh. Jarak benda terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata disebut titik dekat. Titik dekat pada anak-anak umumnya masih dekat. Makin tua titik dekatnya umumnya makin jauh.
c. Kelainan dan penyakit pada indra penglihatan
Mata sebagai indra penglihatan dapat mengalami gangguan akibat kelainan ataupun penyakit. Salah satu penyakit mata yang sudah disebutkan yaitu glaukoma. Adapun, kelainan penglihatan sudah kamu pelajari di kelas VIII. Kelainan penglihatan itu antara lain sebagai berikut.
1) Mata miop (miopi)
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebab-kan lensa mata terlalu cembung sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning (retina). Miopi disebut pula rabun jauh, karena tidak dapat melihat jauh. Penderita miopi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang dekat. Untuk membantu penderita miopi, sebaiknya memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
2) Mata hipermetrop (hipermetropi)
Hipermetropi atau mata jauh adalah cacat mata yang disebabkan lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Hipermetropi disebut pula rabun dekat, karena tidak dapat melihat dekat. Penderita hipermetropi hanya mampu melihat jelas pada jarak yang jauh. Untuk membantu penderita hipermetropi, dipakai kacamata lensa cembung (lensa positif).
3) Mata presbiop (presbiopi)
Presbiopi umumnya terjadi pada orang berusia lanjut. Keadaan ini disebabkan lensa mata terlalu pipih dan daya akomodasi mata sudah lemah sehingga tidak dapat memfokuskan bayangan benda yang berada dekat dengan mata. Gangguan mata seperti itu dapat dibantu dengan memakai kacamata berlensa rangkap. Di bagian atas kacamata dipasang lensa cekung untuk melihat benda yang jauh, sedangkan di bagian bawahnya dipasang lensa cembung untuk melihat benda dekat.
4) Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah cacat mata yang disebabkan kecembungan kornea tidak rata, sehingga sinar sejajar yang datang tidak dapat difokuskan ke satu titik. Untuk membantu penderita astigmatisma dipakai kacamata silindris.
5) Hemeralopi (rabun senja)
Hemeralopi adalah gangguan mata yang disebabkan kekurangan vitamin A. Penderita rabun senja tidak dapat melihat dengan jelas pada waktu senja hari. Keadaan seperti itu apabila dibiarkan berlanjut terus mengakibatkan kornea mata bisa rusak dan dapat menyebabkan kebutaan. Oleh karena itu, pemberian vitamin A yang cukup sangat perlu dilakukan.
6) Katarak
Katarak adalah cacat mata yang disebabkan pengapuran pada lensa mata sehingga penglihatan menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang. Umumnya katarak terjadi pada orang yang telah lanjut usia.
7) Buta warna
Buta warna merupakan gangguan penglihatan mata yang bersifat menurun. Penderita buta warna tidak mampu membedakan warna-warna tertentu, misalnya warna merah, hijau, atau biru. Buta warna tidak dapat diperbaiki atau disembuhkan.
2. Indra Pendengar dan Alat Keseimbangan
Telinga manusia merupakan organ yang sangat kompleks. Telinga manusia merupakan saluran yang terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulang tengkorak. Telinga merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk mendengar suara atau bunyi. Suara yang dapat kita dengar adalah suara- suara yang memiliki frekuensi antara 20 Hz –20.000 Hz.
a. Bagian-bagian telinga
Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar, dan gendang telinga (membran timpani). Daun telinga tersusun dari tulang rawan. Saluran telinga luar dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen. Fungsi telinga luar adalah menangkap getaran bunyi.

Telinga bagian tengah mempunyai ti-ga macam tulang, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang ini membentuk rangkaian yang melintang dalam telinga tengah tersebut dan bersatu dengan membran timpani. Pada bagian akhir telinga tengah, tulang sanggurdi bersatu dengan membran, disebut tingkap bundar. Tingkap bundar ini yang menutupi telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam tersusun atas dua bagian penting, yaitu: rumah siput dan saluran gelung. Rumah siput merupakan saluran spiral yang menyerupai rumah siput. Saluran ini berisi cairan dan permukaan dalamnya merupakan tempat bermuara saraf. Ujungujung saraf ini sangat peka oleh getaran yang ditimbulkan oleh cairan tersebut. Semua ujung saraf ini menyatu membentuk saraf pendengar yang menghubungkan rumah siput dengan otak. Saluran gelung terdiri atas tiga saluran yang saling terkait, dan mempunyai peranan dalam menjaga keseimbangan. b. Mekanisme mendengar
Apabila sampai pada telinga kita, gelombang suara akan masuk ke telinga bagian luar melalui saluran pendengaran dan akhirnya sampai pada membran timpani. Gelombang suara ini menggetarkan membran dan tulang martil. Selanjutnya tulang landasan dan tulang sanggurdi ikut bergetar. Akhirnya tingkap bundar ikut bergetar juga. Getaran ini akan menggetarkan cairan di dalam rumah siput. Cairan yang bergetar menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls dari ujung saraf ini diteruskan ke saraf pendengar di otak besar. Kekhususan pola impuls ditentukan oleh pola gelombang suara yang diterima. Otak besar menerima impuls ini, kemudian menerjemahkannya dan kita mempersepsikannya sebagai suara.
c. Kelainan dan penyakit pada indra pendengaran
Telinga sebagai indra pendengar dapat mengalami gangguan karena kelainan atau penyakit. Gangguan pada indra pendengaran dapat menyebabkan pendengaran menjadi kurang peka. Keadaan tersebut antara lain disebabkan terjadinya penebalan membran timpani akibat infeksi berulang pada telinga tengah, pecahnya membran timpani, pengapuran pada tulang-tulang pendengaran, dan kerusakan saraf auditori (saraf pendengaran).
3. Indra Peraba
Indra peraba pada tubuh manusia adalah kulit. Di kulit terdapat beberapa organ pengindraan khusus disebut reseptor. Reseptor merupakan percabangan akhir dendrit dari neuron sensorik. Beberapa reseptor tersusun atas beberapa dendrit dan ada yang mempunyai sel khusus. Tiap reseptor hanya cocok untuk jenis rangsang tertentu saja. Jika reseptor dirangsang, terjadi impuls sepanjang dendrit yang diteruskan ke sistem saraf pusat. Ada lima macam reseptor pada kulit, yaitu reseptor yang khusus untuk menanggapi rangsang yang berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas, atau dingin.
Sebagai contoh, reseptor rasa sakit merupakan reseptor dengan dendrit yang gundul, terdapat di seluruh permukaan kulit. Jika rangsang cukup kuat, misalnya rangsang mekanik, temperatur, listrik atau kimiawi, maka reseptor ini akan bereaksi. Sensasi rasa sakit yang timbul merupakan suatu upaya untuk proteksi (melindungi diri). Hal ini merupakan sinyal-sinyal (pertanda) bahwa ada ancaman bagi tubuh yang dapat menyebabkan luka-luka.

4. Indra Pembau (Pencium)
Indra pembau pada tubuh kita berupa hidung. Di dalam rongga hidung bagian atas terdapat serabut-serabut saraf pembau dengan sel-sel pembau di ujungnya. Serabut-serabut saraf itu bergabung menjadi urat saraf pembau yang menuju pusat pembau di otak. Sel-sel pembau mempunyai rambut-rambut halus di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembap. Sel-sel pembau peka terhadap zat-zat kimia dalam udara (berupa gas atau uap).Pada saat tubuh terserang flu biasanya disertai dengan pilek. Pilek menyebabkan saluran pernapasan tersumbat, terutama pada bagian hidung. Saat pilek, hidung tidak peka terhadap bau (aroma) tertentu dan nafsu makan berkurang karena lidah tidak peka terhadap rasa. Adakah hubungan antara indra pembau (penciuman) dan indra pengecap
Pada saat kita menarik napas, udara masuk ke dalam rongga hidung. Gas memasuki rongga hidung bercampur dengan lendir, kemudian menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls ini diteruskan ke saraf pembau di pusat saraf, dan akhirnya diinterpretasikan sebagai bau. Indra pembau (pencium) ini bersangkut paut dengan indra pengecap. Jika terjadi gangguan pada indra pembau, kita tidak dapat mengecap dengan baik.
5. Indra Pengecap
Manusia kadang-kadang lebih menyenangi beberapa makanan tertentu daripada jenis makanan yang lain. Hal itu disebabkan mereka dapat merasakan perbedaan substansi kimiawi pada makanan tersebut. Seperti halnya indra yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu.
Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncupkuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga belakang. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam mulut, makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut. Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.

Manusia hanya mampu mengecap empat macam cita rasa, yaitu rasa asam, asin, manis, dan pahit. Kuncup pengecap pada lidah untuk masing-masing rasa tersebut terletak di daerah yang berbeda. Untuk cita rasa manis berada di bagian ujung lidah sedangkan depan lidah untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa asam ada di sisi lidah. Adapun, kuncup pengecap untuk cita rasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulah kemudian rasa pahit.

0 komentar:

Posting Komentar